Friday, April 3, 2009

Pamplet Cinta

..Nyamperin matahari dari satu sisi,
Memandang wajahmu dari segenap jurusan.

Aku menyaksikan zaman berjalan kalang-kabutan.
Aku melihat waktu melaju melanda masyarakatku
Aku merindu wajahmu.
Dan aku melihat wajah-wajah berdarah para mahasiswa.
Kampus telah diserbu mobil berlapis baja.
Kata-kata telah dilawan dengan senjata.
Aku muak dengan gaya keamanan semacam ini.
Kenapa keamanan justeru menciptakan ketakutan dan ketegangan.
Sumber keamanan seharusnya hokum dan akal sihat
Keamanan yang berdasarkan senjataa dan kekuasaan adalah penindasan.

Suatu malam aku mandi di lautan.
Sepi menjadi kaca.
Bunga-bungaan yang ajaib bertebaran di langit.
Aku inginkan kamu,tetapi kamu tidak ada.
Sepi menjadi kaca.

Apa yang bisa dilakukan oleh penyair
Bila setiap kata telah dilawan dengan kekuasaan?
Udara penuh rasa curiga.
Tegur sapa tanpa jaminan.

Air lautan berkilat-kilat.
Suara lautan adalah suara kesepian.
Dan lalu muncul wajahmu..
Kamu menjadi makna.
Makna menjadi harapan.
…sebenarnya apakah harapan?

Harapan adalah karena aku akan membelai rambutmu.
Harapan adalah aku akan tetap menulis sajak.
Harapan adalah karena aku akan melakukan sesuatu.
Aku tertawa…
Angin menyapu rambutku.
Aku terkenang kepada apa yang telah terjadi.

Sepuluh tahun aku berjalan tanpa tidur.
Pantatku karatan aku seret dari warung ke warung.
Perutku sobek di jalan raya yang lengang….
Tidak. Aku tidak sedih dan kesepian.
Aku menulis sajak dibordes kereta api.
Aku bertualang di dalam udara yang berdebu.
Dengan bertemankan anjing-anjing geladak
dan kucing-kucing liar,
aku menyanyi menikmati hidup yang kelabu.

Lalu muncullah kamu.
Nongol dari perut matahari bunting
Jam dua belas seperempat siang.
Aku terkesima.
Aku disergap kejadian tak terduga.
Rahmatku turun bagai hujan
Membuatkan aku segar,
Tapi juga mengigil tertanya-tanya
Aku jadi bego!

Ya... mencintai kamu adalah bahagia dan sedih.
Bahagia karena mempunyai kamu di dalam kalbuku,
Dan sedih karena kita sering terpisah.
Ketegangan menjadi pupuk cinta kita..

Tetapi bukankah kehidupan sendiri adalah bahagia
Dan sedih?
Bahagia karena nafas mengalir dan jantung berdetak
Sedih karena fikiran diliputi bayang-bayang.
Adapun harapan adalah penghayatan akan ketegangan.

…nyamperin matahari dari satu sisi,
Memandang wajahmu dari segenap jurusan.


P/s : Rendra. Puisi dia salah satu buku puisi yang aku sangat suka.

No comments:

Post a Comment